Saturday, September 15, 2007

Belum ada judul [part 1]

“Perkosalah aku,” gadis itu berkata dengan muka serius.

“Apa?” si pemuda terkejut.

“Kau dengar aku: perkosalah aku!” gadis itu mengulangi permintaannya sekali lagi.

“Apa maksudmu?” si pemuda terheran-heran dengan permintaan gadis itu, gadisnya.

“Bercintalah denganku,” kali ini permintaan ini diucapkan dengan lemah, seperti tak berdaya.

“Mengapa?”

“Mengapa tidak?” gadis itu membalikkan pertanyaan si pemuda.

“Mengapa sekarang?”

“Mengapa tidak sekarang?” gadis itu sekali lagi membalikkan pertanyaan si pemuda.

“Mengapa tidak dulu-dulu?”

“Karena dulu aku tidak ingin,” gadis itu berbohong.

“Benarkah?”

“Ya,” jawab gadis itu sambil menelan ludah.

“Kau bohong.”

“Aku tidak bohong,” elak si gadis.

“Kau selalu menginginkan aku,” tuduh si pemuda.

“Kau sok tahu.”

“Aku memang tahu. Ketika berciuman, mulutmu menginginkan mulutku, lidahmu menginginkan lidahku, tanganmu ingin menjamahku, seluruh tubuhmu menginginkan tubuhku!”

“Kalau aku selalu menginginkan kamu, lantas kenapa?”

“Kalau kamu selalu menginginkan aku, lantas kenapa kamu tidak memintanya dari dulu?”

“Karena kau akan pergi,” jawab gadis itu pelan, menggigit lidahnya.

“Lantas apa hubungannya dengan aku pergi?”

“Karena kalau aku memintanya sekarang, mungkin aku bisa menahanmu untuk tidak pergi.”

“...”

***

“Tak ada gunanya aku memohon, kan?” tanya gadis itu dengan dingin.

Tidak ada jawaban.

Air mata mulai menggenangi matanya yang cerlang, “Tak ada satu apapun yang bisa kulakukan untuk menahanmu, kan?”

Masih tak ada jawaban.

“Katakan sesuatu,” air mata mulai mengalir di pipi gadis itu.

“Aku tidak tahu harus berkata apa...”

“Katakan apa saja..” desisnya, mulai putus asa.

[end of part 1]

1 comments:

daichan said...

antie.... allo... pa kabar? dah lama gak meeboan.. makasi yah atas ucapannya... btw2..ceritanya kok begini yah?? hayo.. ada apa?