Saturday, October 24, 2009

To Live Life to the Fullest

Pernahkah kita menyadari, bahwa sehari-harinya kita selalu berlari?

Ya, berlari. Bukan lagi berjalan, melainkan berlari.

Pagi hari, setelah membuka mata langsung meloncat tergesa-gesa berangkat ke kantor. Sampai di kantor, langsung menyalakan komputer dan memulai rutinitas pekerjaan. Mengerjakan ini dan itu dalam waktu lebih dari 8 jam di kantor. Mulai dari jam 8.30 sampai dengan jam 18.00 setiap harinya. (yah, office hour di kantor saya sebenarnya jam 8.15-16.45, yang belum pernah saya tepati sebelumnya. Datang tentu saja pernah tepat waktu--meskipun jarang, tapi untuk pulang hampir tidak pernah tepat waktu. Tidak apa..)

Selesai jam kantor, berjalan kembali ke kos, atau ke mall, makan malam dan bertemu teman atau kakak, kembali ke kos, mandi, membuka Facebook dan mengupdate berita dari internet, menelepon pacar atau membaca buku sejenak, kemudian tidur.

Begitu saja rutinitas yang saya jalani selama ini.

Terkadang saya memikirkan, apa saja yang sudah saya lakukan sejak lulus kuliah? Menghitung waktu yang terlewati, ternyata sudah 2 tahun. Dan saya merasa belum berbuat apa-apa. Hanya melalui hari-hari begitu saja. Hanya 'pasrah' menjalani rutinitas tanpa memberi warna pada setiap tindakan yang saya lakukan.

Beberapa waktu lalu, saya baru mengikuti sebuah retret di daerah Bogor sebagai hadiah ulangtahun untuk diri saya sendiri. At that time, I did feel that I need a little escape from all my routines.

Dalam retret yang dilakukan a la komunitas Plum Village ini, kami tidak dihadapkan pada ceramah-ceramah--untunglah..--, melainkan dipandu untuk berlatih hidup berkesadaran. Para biksu yang hadir di sana bukanlah penceramah, melainkan berperan sebagai fasilitator. Para pesertalah yang diminta untuk menggali sendiri dari pengalaman hidup masing-masing, dan mempraktikkannya selama retret tersebut.

Mungkin istilah 'hidup berkesadaran' terdengar mengerikan, berat, terlalu jauh dari kehidupan sehari-hari, dan mengawang-awang. Tapi sebenarnya tidak demikian.

Kita diajari bagaimana menyadari setiap tindakan yang kita lakukan. Yang menjadi perhatian utama dalam latihan ini adalah napas. Ya, napas. Selama ini, kita jarang sekali menyadari bahwa kita bernapas. Dengan memperhatikan napas kita, kita bisa meredakan 'gejolak' pikiran kita dan mengumpulkan kembali konsentrasi.

Demikian pula dalam berbagai kegiatan yang dilakukan selama retret ini, para peserta diajak untuk melakukannya dengan penuh kesadaran. Mulai dari napas, gerakan berjalan, makan, mencuci piring, semua kegiatan harus dilakukan dengan kesadaran penuh.

Melakukan semua hal dengan penuh kesadaran akan memberikan warna bagi hidup kita. Saat itu, saya menekan tombol 'PAUSE' sejenak, memaknai dan mengevaluasi apa yang telah saya lakukan selama ini.

Ternyata saya belum melakukan banyak. Saya masih harus berusaha untuk memberikan warna dalam hidup saya, agar bisa menjalani hidup seutuhnya.
Yes, to live my life to the fullest.


Gambar dipinjam dari sini.

Friday, October 23, 2009

Perkembangan Bahasa Indonesia Modern

Ya ampun.... saya tiba-tiba merasa sangat 'tua' pas membaca email dari salah satu milis (mailing list) yang saya ikuti. Aturan terbaru dari manakah yang menyingkat suku kata '-nya' menjadi '-x' ?? Bukan cuma akhiran '-nya' lho, tapi kata 'tanya' & 'punya' ikutan menjadi 'tax' & 'pux'

Ini contoh kutipannya.

Sebaikx tentukan dulu pengenx kemana?Lombok emang pantaix bagus,tp juga ada air terjun dan wisata pegunungan lain,tp aku anggap aja wisata pantai ya?soalx pengantin baru kan harus pux sisa tenaga untk malam hari hehe...untk hotel biayax sktr 500 rb per-malam,kecuali di pulau/gili yang angkax jutaan,hotelx reservasi di wilayah senggigi aja biar dekat main ke pantaix.Untk tempat makan,banyak banget tp yang harus dicoba tuh bebalung kelebet,ayam taliwang,pelecing kangkung dll biasax udah paket sktr 60 rb,dan okex lg,lesehanx tersebar di seluruh kota,g susah nyarix.klu ada yg mw ditax lg,bs japri atau lewat CC sama aja,aku usahakan bantuin kok
(dikutip tanpa izin dari satu milis :))

Wednesday, October 21, 2009

Felicity [2]

previously on here

That night, I got a phone call from my friend's daughter. She was trembled and panicking. She barely said a word.

She only said, "Auntie... auntie... It's mommy..."

"Holy, what's going on?" I shouted at her, feeling that it must be a very serious situation could make Holy, a very talkative teenage girl, couldn't say a complete sentence.

"Take a deep breath, and tell me what happened," I ordered her, panicking too.

I heard her took a deep breath.

"Auntie," she began to calm down than before, "It's mommy, she got an accident. Can you please come to the hospital?"
"How is she? Where is your daddy?"
"I think she's not OK. I saw lots of blood. Daddy's out of town."
"Okay, I'm going there right now. Text me when you got any updates," I hung up the phone, got dressed, and flying to the hospital. At least, it was how I think I was getting to the hospital. I couldn't remember my self driving. I just thought about Sandy. I was so worried that I couldn't think about how I got there.

When I finally arrived in the hospital, I can barely find Holy in the emergency room. She sat in the corner, crying in silence. I hold her in my arms.
"Holy, where's your mom?"
"They took her inside. They haven't given me any updates. I don't know how she is."
"How long has she been in there?"
"About an hour, maybe, I don't know. She's already inside when I got here."
"Auntie?"
"Yeah?"
"I'm scared... What if she couldn't make it?"
"Holy, honey, let's just pray the best for her. Um, where's your little brother anyway?"
"I told him to stay at home. I came here by taxi."
"Oh, OK. Holy, I'll go there and ask someone to get some updates on your mom's condition. You stay here, OK?"
"OK, Auntie."
"OK"
"Auntie?"
"Yes?"
"Don't be too long, OK?"
"OK"

[continue to part 3]

Tuesday, October 20, 2009

If I were Chinese Food....



You Are General Tso's Chicken



You have a flair for the dramatic, and you like to sample all of the world's flavors.

You like to bring on the heat, both in life and at the dinner table. There's not a dish too spicy for you.



While you tend to go for the more daring choices on the menu of life, you're the type of person who tries everything.

You know there's no way you can predict what you'll like or dislike, so you just dive in and give it all a go.